Kabut asap di Samarinda kian hari kian pekat. Meski belum kategori membahayakan,namun warga dianjurkan menggunakan masker ketika berkendara atau
beraktivitas di luar rumah. Contohnya di SDN 025
Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir. Sejak Sabtu
(12/9), mereka disarankan menggunakan masker saat ke
sekolah.
Lina, salah seorang guru di SDN 025 menjelaskan,
tindakan itu dilakukan supaya kesehatan murid tidak
terganggu mengingat kondisi udara di Samarinda kurang
baik. “Tujuannya agar para murid terhindar dari penyakit
yang berkaitan dengan pernapasan. Karena akibat
kemarau, kualitas udara kita bercampur asap,” kata Lina.
Tak sekadar memberikan anjuran, sejumlah komunitas
warga yang tergabung dalam jejaring sosial menggelar
aksi peduli merespons dampak kabut asap. Seperti yang
dilakukan member grup facebook Bubuhan Palaran
(Bupal). Kemarin pagi mereka membagi-bagikan masker
kepada para pengendara yang melintas di Jalan Dwikora,
Palaran.
Hal yang sama juga dilaksanakan komunitas Bubuhan
Samarinda (Busam). Ribuan masker mereka bagikan
gratis kepada pengendara motor yang melintas di
Simpang Mal Lembuswana. “Yang kita bagi tadi ada
sekitar empat ribu masker. Kegiatan digelar satu jam,
diikuti 50 orang, dimulai pukul 09.00 Wita. Ini bentuk
program sosial Busam untuk mencegah dampak buruk
kabut asap yang melanda Samarinda,” kata admin
Busam, Vicktor Herman.
Sementara itu, Kepala Stasiun Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda Sutrisno
menjelaskan, kadungan asap di udara siang kemarin
mencapai kurang dari 200 mikrogram per kubik atau
masih dalam status tidak berbahaya.
“Kualitas udara kita memang memburuk akibat kabut
asap. Tapi sampai saat ini kondisinya masih aman. Jika
di atas 250 mikorgram per kubik, statusnya dinyatakan
tidak sehat,” kata Sutrisno.
Terpisah Kepala UPTD Surveilans Dinas Kesehatan Kota
Samarinda, dr Osa menjelaskan, pengunaan masker saat
beraktivitas di luar ruangan saat ini hanya anjuran.
Istruksi itu bisa meningkat menjadi wajib jika kualitas
udara semakin memburuk.
“Untuk udara sendiri belum terlalu berbahaya bagi
masyarakat yang beraktivitas di luar rumah. Makanya
menggunakan masker masih dalam tahap dianjurkan,”
kata Osa.
Sumber : Sapos.co.id