Para penganut teori konspirasi banyak yang
memprediksikan bahwa zaman berakhirnya dinia -
diperkirakan terjadi pada periode antara 22-28
September- perkiraan itu banyak muncul diberbagai
blog dan situs.
Dimana diperkirakan pada hari-hari tersebut akan
terjadi sebuah bencana besar yang dapat
menghancurkan peradaban. Yang akibatkan oleh
terjadinya naiknya bulan darah dan tabarakan
meteor.
Dilaporkan bahwa penduduk Bumi pada tanggal 28
September yang akan datang ini akan melihat bulan
berubah warna menjadi seperti darah. Dengan
munculnya fenomena tersebut beberapa orang
berfikir bahwa hari akhir akan tiba.
Terkait adanya kabar tersebut Gemma Lavender,
editor Majalah Semua Tentang Angkasa, meminta
agar warga tetap tenang meski adanya fenomena
tersebut. “Ada klaim bahwa dengan bulan semakin
dekat ke Bumi, ada peningkatan risiko kejadian
seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Semua adalah palsu,” keterangan Lavender kepada
Liverpool Echo seperti dilaporkan dari Mirror.
Seharusnya fenomena ini bisa mendatangkan
keuntungan bagi para pengamat dengan
memanfaatkan keindahan yang ditawarkannya.
“Dengan bulan yang lebih dekat dengan kita (bumi)
daripada biasanya, dan menyediakan malam yang
cerah, pengamat harusnya mengambil keuntungan
dari laut yang menakjubkan bersama kawah dan
gunung indah, yang dapat diamati dengan teropong
atau teleskop,” imbuhnya lagi.
Selain adanya penganut teori konspirasi adapula
penganut teori Alkitab, yang guga sama-sama
menggambarkan mengenai jatuhnya meteor sebagai
awal dari tujuh tahun kesusahan.
Akan tetapi teori tersebut dianut secara terbatas oleh
kalangan tertent yakni kelompok minoritas gereja.
Meski demikian kedua teori tersebut juga sama-
sama dibantah oleh para ilmuan. (Tempo)